Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bencana Tsunami

    Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang. Tsu berarti "pelabuhan", dan nami berarti "gelombang", sehingga tsunami dapat diartikan sebagai "gelombang pelabuhan". Istilah ini pertama kali muncul dikalangan nelayan Jepang. Karena panjang gelombang tsunami sangat besar, sehingga pada saat berada di tengah laut para nelayan tidak merasakan adanya gelombang ini. Namun setibanya kembali ke pelabuhan, mereka mendapati wilayah disekitar pelabuhan tersebut rusak parah. Karena itulah mereka menyimpulkan bahwa gelombang tsunami hanya timbul di wilayah sekitar pelabuhan, dan tidak terjadi ditengah lautan yang dalam. 

a.   Penyebab Bencana
        Tsunami adalah suatu pergeseran naik dan turun yang terjadi secara tiba-tiba pada dasar samudra pada saat terjadi gempa bumi bawah laut, kondisi ini akan menimbulkan gelombang laut pasang yang sangat besar yang lazim disebut “tidal waves”. Istilah tsunami berasal dari bahasa jepang yang telah digunakan secara luas, baik untuk gelombang pasang maupun gelombang yang disebabkan oleh gempa bumi.
        Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi dan meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.

    Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi mega tsunami yang tingginya mencapai ratusan meter. 

 Gambar Skema terjadinya tsunami
Sumber: http://balai3.denpasar.bmkg.go.id/tentang-tsunami     
                                    

b.         Karakteristik Bencana

Karakteristik yang paling utama dari tsunami adalah panjang gelombang yang mencapai belasan atau puluhan kilometer. Kecepatan rambatnya di laut dalam (deep sea) berkisar dari 400 sampai 1000 km/jam. Kecepatan penjalaran tsunami sangat bergantung kepada kedalaman laut dan penjalarannya mencapai ribuan kilometer dari pusatnya.

Pada lokasi pembentukan tsunami (daerah episentrum gempa) tinggi gelombang tsunami diperkirakan 1 – 3 dan panjang gelombangnya lebih dari puluhan kilometer. Selama penjalaran dari tengah laut menuju pantai, kecepatannya akan terus berkurang karena adanya gesekan dengan dasar laut yang semakin dangkal. Hal ini menyebabkan tinggi gelombang di pantai menjadi semakin berkurang, karena adanya penumpukan masa air akibat adanya penurunan kecepatan. Ketika mencapai pantai, gelombang naik (run up) ke daratan dengan kecepatan yang berkurang menjadi sekitar 25 – 100 km/jam. Tsunami menjalar dengan kecepatan yang lebih rendah di laut dangkal/pantai, kecepatan gelombang di di “wave tail” (belakang gelombang) tetap sama (lebih tinggi dari “wave front”). Akibatnya panjang gelombangnya memendek dan menimbulkan gelombang yang lebih tinggi.


c.         Wilayah yang rentan terhadap bencana
Kondisi pantai yang berpotensi meneruskan gelombang ke wilayah daratan pada umumnya disebabkan dengan adanya tingkat kelandaian pantai dan keberadaan sungai. Menurut Bakornas (2005), kondisi pantai yang dapat memberikan potensi gelombang masuk jauh ke daratan yaitu:

  • Pantai yang berhubungan dengan sungai dalam posisi lurus, dalam dan lebar yang bermuara di laut, menyebabkan gelombang akan dengan mudah masuk dengan kecepatan tinggi.
  • Pantai yang landai, tanpa penghalang alami seperti pohon besar yang berakar kuat dan dalam.

Selain itu, dalam operasionalisasi program penanganan bencana alam bidang penataan ruang (Ditjen Penataan Ruang) menyimpulkan bahwa dampak tsunami yang insentif pada lingkungan sebagai berikut:

1)         Pantai terletak di bagian teluk yang setengah tertutup
2)         Pantai yang tidak ditumbuhi pepohonan yang cukup lebat.
3)         Pantai yang tidak memiliki tanggul atau galengan penahan gelombang yang cukup tinggi.
4)         Daerah yang terletak di tepi atau dekat dengan muara sungai.
5)         Daerah yang terletak pada daerah dataran banjir

d.         Dampak yang Ditimbulkan 

Tsunami dapat merambat ke segala arah sehingga dapat menimbulkan dampak yang beragam untuk wilayah daratan. Kejadian yang dapat dijadikan contoh adalah tsunami yang melanda samudera hindia, lepas pantai aceh barat, dimana dari bencana ini memakan korban sebesar 127.672 orang dari 13 negara. Selain korban jiwa dalam jumlah yang sangat besar, kerugian-kerugian yang ditimbulka juga berupa:
1)         Kerusakan bangunan
2)         Kerusakan infrastruktur 
3)         Terdapat genangan banjir dimana-mana
4)         Kontaminasi air asin terhadap lahan pertanian, tanah dan air bersih.
5)         Kerusakan lingkungan, flora dan fauna


Posting Komentar untuk "Bencana Tsunami"