Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gambaran Sungai Tallo, Kota Makassar

Sungai Tallo merupakan salah satu dari dua sungai yang mempengaruhi lingkungan Kota Makassar. Sungai lainnya yang mempengaruhi adalah Sungai Je’neberang. Ditinjau dari luasan pengaruhnya terhadap Kota Makassar, maka Sungai Tallo merupakan sungai yang paling berpengaruh terhadap Kota Makassar. 

                                                Gambar. Foto Citra Sungai Tallo

Secara geografis Sungai Tallo terletak diantara 11923’ dan 1190 47 Bujur Timur serta 50 5’ dan 517’ Lintang Selatan Batas wilayah sungai Tallo adalah 

Sebelah utara              : berbatasan dengan DAS Maros

Sebelah timur              : berbatasan dengan DAS Je’neberang

Sebelah selatan          : berbatasan dengan DAS Je’neberang

Sebelah Barat             : berbatasan dengan Selat Makassar


Berdasarkan administrasi pemerintahan Sungai Tallo terletak pada dua kabupaten yaitu Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa dan satu kota yaitu Kota Makassar. Bagian dari Sungai Tallo yang terletak di Kabupaten Gowa meliputi 17.057 Ha atau 41,85 % dari total luas Sungai Tallo. Bagian dari Sungai Tallo yang terletak di Kabupaten Maros meliputi 12.281 Ha atau 30,13 % dari total luas Sungai. Untuk Kota Makassar, sebagian besar wilayahnya masuk dalam Sungai Tallo dan merupakan muara dari Sungai ini yang menerima pengaruh dari berbagai kegiatan diwilayah hulu yang terletak di Kabupaten Maros dan Gowa.

Kondisi Sungai yang menjadi fokus perhatian dalam pengembangan ekowisata meliputi:

1.      Iklim

Keadaan iklim suatu wilayah akan memberikan gambaran tentang potensi pengembangan kawasan tersebut. Informasi iklim yang biasa digunakan ialah curah hujan, hari hujan, kelembaban udara dan suhu. Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Kota Makassar bahwa curah hujan pada kawasan Sungai Tallo adalah 268,13 mm/tahun dengan jumlah rata-rata hari hujan adalah 3.217 pertahun, suhu rata-rata mencapai 27,4 0C sedangkan tingkat kelembaban mencapai 81 %.

2.      Sedimen

Wilayah Kota Makassar dipengaruhi oleh hidrodinamika pantai/laut yang terdiri dari beberapa unsurseperti angin, ombak/gelombang, arus bawah laut, arus pasang surut, pasang surut abrasi, akrasi dan sedimentasi.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan (bulan Agustus - bulan September 1999) menunjukkan bahwa arah ombak/gelombang relatif dari arah barat dan barat daya, hasil korelasi data penelitian pada tahun 1996 menunjukkan bahwa pengaruh ombak/gelombang tersebut, mencapai puncaknya pada setiap bulan Januari, Februari dan Desember (laporan perencanaan Tata Ruang Pesisir Pantai Kota Makassar, 1999/2000).

3.      Debit Air

Secara hidrologis, Sungai Tallo memiliki 268,13 mm/tahun dengan jumlah rata-rata hari hujan adalah 3.217 pertahun, atau debit alirannya mencapai 5,7 milyar m3/tahun atau sekitar 70,67 m3/s. Debit sungai Tallo sangat berfluktuasi yaitu antara musim hujan dan musim kemarau sangat jauh berbeda. Di SungaiTallo terdapat banyak mata air, di Hulu saja mempunyai sekitar 400 buah mata air yang mempunyai potensi debit lebih dari 15 m3/s

4.      Banjir

Kota Makassar sebagai daerah atau wilayah yang menjadi muara Sungai Tallo merupakan daerah dataran rendah yang dipengaruhi oleh ekosistem sungai, rawa dan laut. Aliran utama sungai Tallo tetap sebagai aliran alamiah tanpa adanya kegiatan perlindungan banjir. hal ini kemudian memberikan dampak ketika terjadi hujan maka air sungai akan meluap ke sekitar sungai sehingga terjadinya banjir.

Sepanjang Sungai Tallo sangat rentan untuk terjadi banjir. Hampir tiap tahun bisa dipastikan ketika musim hujan datang maka akan terjadi banjir baik dalam intensitas yang besar maupun kecil.

Letak Kota Makassar juga lebih kurang 2 meter dari permukaan laut karena kondisi ini Kota Makassar sering tergenang banjir karena luapan sungai maupun desakan air laut kedalam Sungai Tallo seperti pada bulan februari 2000 menggenangkan areal seluas 2.535 Ha dengan kedalaman 1,5 meter. Dasar Sungai Tallo lebih rendah (lebih dalam) dari permukaan air laut sehingga air asin mendesak air sungai sehingga air asin dari laut terdeteksi sampai jarak lebih dari 20 km dari muara sungai. 

5.         Penutupan Lahan

Keteraturan pola penggunaan lahan sering dikaitkan dengan penggunaan lahan dalam kota. Pola tersebut merupakan gambaran distribusi kegiatan penduduk dalam kota. Pola penggunaan lahan pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: kelompok kawasan terbangun dan kelompok kawasan tidak terbangun. Kawasan tidak terbangun didaerah Sungai Tallo sebagian besar di dominasi oleh tambak (empang), rawa dan lahan kosong. Sedang bagi peruntukan pemukiman hanya berada pada areal kira-kira 36 ha pada kelurahan lakkang.

Pola penyebaran permukiman ini adalah pada sekitar pusat Kelurahan Lakkang dan mengelompok dengan rapat dalam satu lokasi yang masih kurang sarana fasilitas penunjangnya. Perkembangan permukiman pada masa yang akan datang akan disesuaikan dengan kecenderungan perkembangan bentuk dan struktur kota, serta arahan perkembangan kota secara keseluruhan. Sebagai kawasan konservasi, Sungai Tallo menjadi kawasan yang diperuntukkan sebagai hutan kota dan riverside city.

Gambar Sungai Tallo dan Tata Guna Lahan sekitarnya


Dari gambar kondisi eksisting diatas, bahwa di kawasan Pulau Lakkag didominasi oleh lahan berupa tambak, rawa dan hanya sebagian besar yang merupakan kawasan pemukiman.

 

5.         Fauna

Jenis-jenis fauna yang hidup di Sungai Tallo di pengaruhi oleh keberadaan hutan bakau yang berasal dari daerah sekitarnya yaitu dari air laut, air tawar dan daratan di sekitarnya. Seperti Beruk (Macaca nemestrina), Kubung (Cynocephallus variegates), Bajing (Lariscus insignis), Kucing Bakau (Felis veiverina), Labi-labi besar (Citra inducus), Biawak (Varanus sp). Berbagai jenis burung seperti Bangau Putih Susu (Mycteria cinerea), Blekek Asia (Lymmodromus semipelmatus), Bangau Tong-Tong (Leptoptilos javanicus), Trinil Betis Hijau (Tringa guttifer), Cangak Abu (Ardea cinerea). Berbagai jenis binatang laut seperti Kepiting ikan cethul (Periophthalmus chriospilos dan p. koelreutri) dari famili Gobiidal yang banyak dijumpai di dalam hutan bakau di Indonesia termasuk di pantai selat Makassar.

 

6.         Flora

Jenis flora (tumbuhan) di Sungai Tallo bervariasi menurut guna lahan yang ada. Oleh karena itu tipe-tipe guna lahan di daerah ini masing-masing memiliki spesifikasi tumbuhan yaitu : 

a. Hutan Mangrove          

Tumbuhan yang ada hutan mangrove ini merupakan anggota dari famili Rhizophoraceae yang terdiri dari jenis Bakau (Rhizophora,sp), pedada (Sonneratia sp), Api-api (Avicennia sp), dan Tanjang (Bruguiera gymnorrhizaa). 

b. Asosiasi Nipah (Nipa Fruticans)          

Asosiasi ini merupakan asosiasi murni yaitu hanya satu jenis tumbuhan nipah. Menduduki sepanjang tepi sungai dan pada beberapa tempat di sekitar pantai dan muara sungai. Lebar jalur nipah ini bervariasi dari jalur yang terdiri dari beberapa pohon saja hingga jalur yang relatif lebar.


Cambar Peta Vegetasi di Sungai Tallo


5.         Lebar Sempadan Sungai

Lebar sempadan sungai Tallo sangat bervariasi, Pada umumnya sempadan sungai cukup baik, di 5 Kecamatan yang dilalui sungai tallo. sempadan dari sungai tallo sangat lebar dan sebagian besar merupakan lahan non hunian. 


9.         Aksesibilitas dan Sirkulasi

Pada Sungai Tallo, Moda transportasi yang digunakan masih berupa perahu-perahu tradisional yang bergerak pada umumnya dari Dermaga yang berada di belakang Universitas Hasanuddin dan yang berada di jalan Tol Daya menuju ke Kelurahan Lakkang yang menjadi kawasan pariwisata. Sedangkan untuk wisatawan maupun penduduk setempat yang hanya ingin menikmati sungai tallo sambil memancing dapat menggunakan perahu-perahu kecil milik nelayan yang berada di sekitar sungai tallo.


Gambar Moda Transportasi di Sungai Tallo


Posting Komentar untuk "Gambaran Sungai Tallo, Kota Makassar"