Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Analisis Aspek Fisik dan lingkungan Untuk Perencanaan Wilayah

    Berdasarkan yang telah dibahas pada artikel sebelumnya yaitu lingkup dari Perencanaan wilayah (baca juga: Lingkup Perencanaan Wilayah)  yang telah membagi aspek utama dalam perencanaan yaitu aspek fisik dan lingkungan, aspek sosial dan budaya serta aspek ekonomi.
    Aspek Fisik dan Lingkungan meliputi Keberadaan lahan. penitikberatan ini didasarkan pada fenomena yang terjadi pada suatu wilayah. dimana keberadaan lahan dengan luas yang tetap sedangkan pertumbuhan penduduk selalu meningkat dari tahun ke tahun sehingga tingkat kebutuhan lahan menjadi meningkat. hal ini kemudian dapat memunculkan terjadinya pengalihan fungsi lahan. 
    Analisis fisik dan lingkungan ini lebih mengarah pada tujuan untuk mengenali karakteristik sumber daya alam yang berada di wilayah perencanaan, dengan melakukan kajian dan analisis terhadap daya dukung lahan, kesesuaian lahan, sehingga pemanfaatan yang dilakukan dapat secara maksimal dan tetap mempertimbangkan keseimbangan ekosistem.
    Hasil yang dihasilkan dari analisis fisik dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana tata ruang mapun rencana pengembangan wilayah atau kawasan (rencana tindak, rencana investasi dan lain sebagainya). Melalui analisis fisik dan lingkungan dapat memberikan gambaran terkait kerangka fisik dari pengembangan wilayah atau kawasan. selain itu, analisis ini terkait dengan tata cara analisis kelayakan fisik atau kesesuaian lahan. untuk lebih lanjutnya dapat dilihat pada skema dibawah ini.


Gambar Tata Cara Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan

PENGUMPULAN DATA
    Pengumpulan data adalah bagian yang terpenting dari suatu perencanaan dan analisis suatu wilayah. Data yang dibutuhkan dalam pengumpulan data untuk analisis fisik dari perencanaan wilayah yaitu:
  • Klimatologi
  • Topografi
  • Geologi
  • Hidrologi
  • Sumber Daya Mineral/ Bahan Galian
  • Bencana Alam
  • Penggunaan Lahan

KLIMATOLOGI
Data klimatologi merupakan data iklim yang didapatkan dari pengamatan dari beberapa stasiun pengamatan pada wilayah perencanaan. adapun data tersebut meliputi:
  • Curah Hujan
  • Hari Hujan
  • Intensitas Hujan
  • Temperatur Rata-Rata
  • Kelembapan Relatif
  • Kecepatan dan Arah Angin
  • Lama Penyinaran (durasi) matahari
    Data klimatologi ini dapat diperoleh dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika pada wilayah perencanaan serta dapat diperoleh secara online melalui website BMKG serta dapat diperoleh dari data sekunder Kabupaten, Kota maupun Provinsi berupa laporan-laporan. Data yang dikumpulkan merupakan data time series antara 5 - 10 tahun jika tersedia. 

Gambar website BMKG


TOPOGRAFI
    Topografi Wilayah merupakan data yang berkaitan dengan ketinggian kawasan dari permukaan air laut dan kemiringan lahan dari suatu wilayah. Data ini sering berupa peta topografi dengan skala yang tersedia dan dapat diperoleh pada Bakosurtanal, Badan Pertanahan Nasional, dan dinas-dinas terkait.  Dari data peta topografi ini kemudian dapat diklasifikasikan menjadi data Ketinggian Lahan yaitu peta Kontur dan Peta Kemiringan Lereng. 
    
Peta Morfologi
    Peta Morfologi merupakan pengelompokan bentang alam berdasarkan kemiringan lereng secara umum dan ketinggian lahan. 
  1. Satuan Morfologi Dataran merupakan bentukan bentang alam relati datar atau sedikit bergelombang dengan kemiringan lereng 0-15% 
  2. Satuan Morfologi Perbukitan merupakan bentuk dari bentang alam dengan relief halus dan kasar serta membentuk bukit dengan kemiringan yang sangat beragam. Variasi morfologi perbukitan dibagi menjadi tiga subsatuan, yakni morfologi perbukitan landai atau datar dengan kemiringan 5%-15%, morfologi perbukitan sedang dengan kemiringan lereng 15% - 40%, serta morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan lebih dari 40% dengan relief yang kasar.

Peta Kemiringan Lereng

    Tingkat Urgenitas peta ini untuk mengetahui lahan yang dapat dimanfaatkan atau tidak dapat dimanfaatkan. contohnya Ketentuan dasar fisik lingkungan perumahan harus memenuhi faktor-faktor berikut ini:
  • Ketinggian Lahan tidak dapat berada di bawah permukaan air laut kecuali terdapat analisis dan perencanaan secara detail dengan penyelesaian teknis yang maksimal.
  • Kemiringan Lahan tidak melebihi dari 15% dengan ketentuan:
  1. Kemiringan 0-8% berupa lahan bermorfologi datar-landai sehingga dapat dilakukan pembangunan tanpa rekayasa
  2. Lahan dengan kemiringan lereng 8 - 15% dalam pemanfaatan dan perencanaannya dibutuhkan rekayasa teknis untuk pembangunan. 
Gambar Kesesuaian Lahan Berdasarkan Kelas Lereng
Sumber: SNI Perumahan 2004

GEOLOGI
    Geologi yang dimaksudkan hanya untuk mengetahui data fisiografi secara luas. fisiografi tersebut berupa gambaran umum pada lokasi perencanaan terkait dengan morfologi wilayah, pola pembentukannya, pola aliran sungai, kondisi litologi dan struktur geologi secara umum. Data geologi yang digunakan terdiri dari 3 data yaitu data geologi umum, data geologi wilayah dan data geologi permukaan.

Data Geologi Umum
    Data geologi umum berfungsi untuk mengetahuo kondisi fisik secara umum terutama pada batuan dasar yang menjadi tumpuan dan sumber daya alam wilayah sehingga dapat di prediksi kemungkinan terjadinya bencana yang berpotensi terjadi. Data geologi umum meliputi Stratigrafi dan uraian litologi, struktur geologi, serta penampang-penampang geologi. Data ini dapat diperoleh pada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral atau pada instansi terkait yang berhubungan dengan geologi. 

Data Geologi Wilayah
    Pada kawasan perencanaan harus melakukan pengkajian geologi secara terperinci dan detail serta di sesuaikan dengan wilayah perencanaan. Data geologi wilayah diperoleh berdasarkan survey dan observasi langsung di lapangan.
    Peta geologi wilayah meliputi aspek pada data geologi umum yang di paparkan sebelumnya dan lebih detail sesuai dengan skala lokasi perencanaan. Data ini bersifat geologi yang tinjauannya berlandaskan pada data geologi umum serta penekanannya pada karakteristik litologi dan struktur geologi tanpa mengabaikan stratigrafi dan unsur-unsur geologi lainnya.

Data Geologi Permukaan
    Data geologi permukaan merupakan kondisi geologi tanah/batu yang ada di permukaan dan sebarannya baik lateral maupun vertikal hingga kedalaman batuan dasar serta sifat-sifat keteknikan tanah/batu tersebut, dalam kaitannya untuk menunjang pengembangan kawasan. Data geologi permukaan hanya dapat diperoleh dari penelitian lapangan (data primer), dengan penyebaran vertikal diperoleh berdasarkan hasil pemboran dangkal. Sifat keteknikan dengan keterbatasan biaya dan waktu penelitian hanya dapat disajikan berupa pengamatan megaskopis, kecuali daya dukung tanah/batu yang dapat dipertajam dari hasil pengujian sondir.

HIDROLOGI
    Hidrologi merupakan data yang berkaitan dengan perairan. klasifikasi data hidrologi ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu data air permukaan dan air tanah.

Air Permukaan
Air permukaan yang dimaksud adalah air yang mengalir di permukaan tanah seperti danau, sungai dan rawa. khusus untuk wilayah sungai di sajikan dalam bentuk Wilayah Sungai dan Daerah Aliran Sungai. kedua bentuk ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Data air permukaan dapat diperoleh pada pengamatan lapangan atau Badan Pertanahan Nasional. 

Air Tanah
Air tanah terbagi atas air tanah dangkal dan air tanah dalam. air tanah dangkal merupakan air tanah yang digunakan pada umumnya oleh masyarakat sebagai sumber air bersih seperti sumur-sumur sehingga jika ingin mengetahui potensi sumber air ini dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan pada sumur-sumur penduduk dan dilakukan pengkajian dengan mengaitkan dengan sifat fisik tanah atau bebatuan yang ada.

SUMBERDAYA MINERAL/BAHAN GALIAN
    Sumber daya mineral/bahan galian dalam penyusunan rencana tata ruang pun perlu diketahui, mengingat dalam proses pembangunan nantinya akan banyak diperlukan bahan bangunan berupa batu, pasir, dan tanah urug yang kesemuanya ini termasuk bahan galian golongan C.
   Sebaran potensi bahan galian golongan C ini untuk daerah-daerah tertentu telah dilakukan pemetaannya oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral atau instansi lainnya yang berwenang. Namun untuk daerah yang belum dipetakan dapat dikenali di lapangan dan dipertegas dengan kondisi geologinya, juga informasi dari pemerintah daerah setempat mengenai aktivitas penambangan bahan galian golongan C ini di wilayahnya.

BENCANA ALAM
    Bencana alam pada dasarnya adalah gejala atau proses alam yang terjadi akibat upaya alam mengembalikan keseimbangan ekosistem yang terganggu baik oleh proses alam itu sendiri ataupun akibat ulah manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam ini.

PENGGUNAAN LAHAN
    Penggunaan lahan di wilayah dan/atau kawasan perencanaan perlu diketahui secara terinci, terutama sebaran bangunan yang bersifat tidak meluluskan air/ kedap air. Hal ini berkaitan erat dengan rasio tutupan lahan yang ada saat ini yang nantinya digunakan dalam penghitungan ketersediaan air tanah bebas.
    Selain untuk mengetahui rasio tutupan lahan, data penggunaan lahan juga diperlukan untuk mengetahui pengelompokan peruntukan lahan, termasuk aglomerasi fasilitas yang akan membentuk pusat kota serta bangunan-bangunan yang memerlukan persyaratan kemampuan lahan tinggi, yang akan digunakan dalam penentuan rekomendasi kesesuaian lahan.


Sumber Artikel:
  • SNI Perumahan Tahun 2004
  • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 20 Tahun 2007 tentang Teknik Analisis Aspek Fisik dan lingkungan, Ekonomi dan Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang

Posting Komentar untuk "Analisis Aspek Fisik dan lingkungan Untuk Perencanaan Wilayah"