Gudang dan Pergudangan
Definisi Gudang dan Pergudangan
Tujuan Pembangunan Gudang
Tujuan dari adanya tempat penyimpanan dan fungsi dari pergudangan secara umum adalah memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang ada di samping memaksimalkan pelayanan terhadap pelanggan dengan sumber yang terbatas. Melalui perancangan gudang yang baik dapat meminimalkan biaya pengadaan dan pengoperasian sebuah gudang serta tercapai kelancaran pada proses pendistribusian barang dari gudang ke konsumen. Sumber daya gudang dan pergudangan adalah ruangan, peralatan dan personil. Pelanggan membutuhkan gudang dan fungsi pergudangan untuk dapat memperoleh barang yang diinginkan secara tepat dan dalam kondisi yang baik. Maka dalam perancangan gudang dan sistem pergudangan diperlukan untuk hal-hal berikut ini:
- Memaksimalkan penggunaan ruang;
- Memaksimalkan pengunaan peralatan;
- Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja;
- Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan seluruh material dan pengiriman barang;
- Memaksimalkan perlindungan terhadap material.
Perencanaan gudang dan fasilitas pergudangan secara langsung harus mengikuti tujuan di atas. Perencanaan penggunaan ruangan terkait dengan peramalan produksi, jadwal penerimaan dan jadwal pengiriman. Perencanaan untuk memaksimalkan penggunaan peralatan membutuhkan proses seleksi peralatan yang tepat. Untuk memaksimalkan penggunaan tenaga kerja dibutuhkan personil di bidang pelayanan dan kantor. Perencanaan untuk memaksimalkan kemudian dalam proses penerimaan dan pengiriman adalah persoalan untuk tata letak. Perencanaan untuk memaksimalkan perlindungan terhadap barang mengikuti secara langsung dari penyimpanan barang di dalam ruang yang cukup memadai dengan peralatan yang sesuai.
Manfaat Gudang
Manfaat gudang dalam logistik dapat dilihat dari 2 sudut pandang, yaitu dari segi ekonomi dan pelayanan (Miranda, 2001). Berikut uraian mengenai manfaat ekonomi dan pelayanan suatu gudang yang beroperasi.
a. Manfaat ekonomi
Manfaat gudang dari segi ekonomi yaitu apabila keseluruhan biaya logistik mengalami penurunan dengan adanya pemanfaatan satu atau beberapa fasilitas gudang. Empat jenis manfaat ekonomi dari pemanfaatan gudang, yaitu:
1) Consolidation
Pemanfaatan gudang sebagai consolidation yaitu gudang berfungsi sebagai tempat penerimaan dan konsolidasi material dari beberapa manufaktur (produsen), sebelum selanjutnya akan didistribusikan kepada konsumen dalam transportasi tunggal
2) Break Bulk and Cross Dock
Pemanfaatan gudang sebagai Break Bulk and Cross Dock sebenarnya hamper sama dengan pemanfaatan gudang sebagai consolidation. Hanya dalam Break Bulk and Cross Dock tidak dilakukan proses penyimpanan
3) Processing/Postponement
Pemanfaatan gudang sebagai processing atau postponement yaitu pada gudang tersebut dilakukan proses penundaan dengan melakukan proses manufaktur ringan terhadap produk atau material
4) Stockpilling
Pemanfaatan gudang sebagai stockpiling yaitu gudang berfungsi untuk menyimpan produk yang sifatnya musiman. Ketika tiba musim di mana jumlah permintaan akan produk tinggi dengan adanya gudang maka produk dapat didistribusikan kepada konsumen
b. Manfaat pelayanan (Service Benefits)
Manfaat pelayanan yang diperoleh dengan pemanfaatan gudang dalam logistic mungkin tidak dapat mengurangi biaya, namun dapat memperbaiki pelayanan dengan mengurangi waktu pengiriman dan kapabilitas tempat. Berikut ini adalah penjelasannya:
1) Spot Stock
Pemanfaatan gudang sebagai spot stock paling umum digunakan dalam saluran distribusi, khususnya untuk produk personal. Perusahaan lebih memilih untuk menempatkan produknya digudang agar dapat mengurangi waktu pengiriman produk ke konsumen
2) Assortment
Pemanfaatan gudang sebagai assortment yaitu gudang tersebut berfungsi sebagai tempat penyimpanan kombinasi produk sebagai antisipasi terhadap permintaan konsumen
3) Mixing
Pemanfaatan gudang sebagai mixing hamper sama dengan break bulk, hanya dalam mixing, melibatkan beberapa manufaktur atau supplier yang berbeda
4) Production support
Pemanfaatan gudang sebagai production support yaitu gudang tersebut berfungsi sebagai gudang supply bagi penyediaan bahan baku atau material yang akan digunakan dalam proses produksi
5) Market presence
Pemanfaatan gudang sebagai market presence yaitu dengan adanya gudang lokal, yaitu gudang yang posisinya lebih dekat dengan konsumen, maka dapat memberikan respon yang lebih baik terhadap kebutuhan konsumen dengan mengirimkan produk lebih cepat kepada konsumen.
4. Fungsi Pergudangan
Sebagian orang beranggapan bahwa pergudangan hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang, padahal banyak aktivitas yang ada pada pergudangan bukan hanya sekedar menaruh material ke dalam dan mengeluarkannya dari dalam gudang tersebut. Pergudangan dapat dibedakan menjadi 3 fungsi dasar, yaitu:
a. Movement (perpindahan) material yang terdiri dari:
- Receiving (penerimaan)
- Transfer (perpindahan)
- Order Selection (melakukan penyeleksian barang-barang)
b. Shipping (pengiriman)
c. Storage (penyimpanan)
- Temporare (sementara)
- Semi – permanen
- Transfer informasi
Fungsi dasar dari gudang adalah untuk menerima pesanan pelanggan, mengambil barang yang dibutuhkan dan akhirnya mempersiapkan dan mengirimkan barang ke palanggan. Ada banyak cara untuk mengatur operasi ini, tapi proses keseluruhan di sebagian gudang mengikuti fase umum sebagai berikut (Frazelle, 2002; Rouwenshorst et al, 2000):
- Receiving – proses pembongkaran, memeriksa kuallitas dan kuantitas, dan membongkar atau repacking barang untuk penyimpanan.
- Put away – menentukan lokasi yang tepat untuk barang dan mentransfernya ke lokasi penyimpanan yang ditentukan untuk menunggu diambil ketika ada pesanan.
- Orderpiciking – mengambil barang dari lokasi penyimpanan dan membawanya untuk proses menyortir ataupun langsung ke daerah pengiriman.
- Shipping – memeriksa, pengepakan, palletizing dan memuat ke dalam carrier untuk pengiriman lebih lanjut.
Dari kegiatan ini, receiving dan putaway termasuk dalam proses inbound yang berarti bahwa mereka fokus pada aliran material yang masuk ke gudang. Order picking dan shipping, di sisi lain, masuk dalam proses outbound dan fokus dengan aliran material yang keluar dari gudang.
5. Klasifikasi Gudang
a. Gudang berdasarkan kepemilikan
- Gudang Pribadi/Swasta- jenis gudang ini dimiliki dan dioperasikan oleh pemasok dan reseller untuk digunakan dalam kegiatan distribusi mereka sendiri. Sebagai contoh, jaringan ritel besar menyediakan gudang untuk toko mereka atau grosir mengoperasikan sebuah gudang di mana ia menerima dan mendistribusikan produk.
- Gudang Publik/Umum – gudang umum pada dasarnya adalah ruang yang dapat disewakan untuk mengatasi kebutuhan distribusi dalam jangka pendek. Pengecer yang memiliki gudang sendiri mereka sendiri terkadang mencari ruang penyimpanan tambahan jika kapasitas gudang mereka tidak mencukupi atau jika mereka melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dengan alasan tertentu. Sebagai contoh, pengecer bisa memesan tambahan barang untuk memaksimalkan penjualan di toko atau ketika ada harga promosi dari pemasok jika membeli dalam jumlah besar.
b. Gudang berdasarkan sistem
- Gudang otomatis – Dengan kemajuan teknologi komputer dan robotika banyak gudang sekarang memiliki kemampuan otomatis. Tahapan otomatisasi sampai pada pemakaian conveyor belt untuk mengangkut barang sehingga memerlukan orang yang lebih sedikit untuk menangani kegiatan penyimpanan.
- Climate-Controlled Warehouse – Gudang penyimpanan yang menangani berbagai jenis produk dengan penanganan khusus kondisi seperti freezer untuk menyimpan produk beku dan kelembaban lingkungan.
- Distribution Centre - Gudang ini berfungsi sebagai titik dalam sistem distribusi pada produk yang diterima dari berbagai pemasok dan segera dikirimkan ke banyak pelanggan. Misalkan, seperti dengan penanganan Distribution Centre untuk Perishable Food sebagian besar produk yang masuk di pagi hari dan didistribusikan pada akhir hari
c. Gudang berdasarkan tempat
- Gudang pabrik, yaitu gudang yang tempatnya di kawasan pabrik.
- Gudang toko, yaitu gudang yang tempatnya menyatu atau berada di kawasan toko pemiliknya.
- Gudang pelabuhan yaitu gudang yang berada di kawasan pelabuhan, gudang pelabuhan dapat dibedakan menjadi: Entreport, Veem (Dock-Company) dan Freeport dan Bonded Warehouse.
d. Gudang berdasarkan karakteristik barang yang disimpan
1) Gudang bahan baku
Gudang ini menyimpan setiap material yang dibutuhkan untuk proses produksi. Lokasi gudang ini biasanya berada di dalam bangunan pabrik (indoor). Untuk beberapa jenis bahan tertentu bisa juga diletakkan di luar pabrik (outdoor), yang mana hal ini akan dapat menghemat biaya gudang karena tidak memerlukan bangunan spesial untuk menampungnya. Gudang ini kadang-kadang disebut pula sebagai stock room karena fungsinya memang sebagai penyimpan stock untuk kebutuhan tertentu.
2) Gudang barang setengah jadi
Dalam industri manufaktur, sering kita jumpai bahwa benda kerja harus melalui beberapa macam proses operasi dalam pengerjaannya. Prosedur ini sering pula terhenti karena waktu pengerjaan yang dibutuhkan dari satu operasi ke operasi berikutnya tidak sama, sehingga untuk itu material harus menunggu sampai mesin atau operator berikutnya siap mengerjakan.
3) Gudang produk jadi
Fungsi gudang ini adalah menyimpan produk-produk yang telah selesai dikerjakan. Departemen ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
- Penerimaan produk jadi yang telah selesai dikerjakan oleh departemen produksi penyimpanan produk jadi dengan sebaik-baiknya dan selalu siap pada saat ada permintaan masuk.
- Pengepakan produk untuk dapat dikirim dengan aman.
- Menyelenggarakan administrasi pergudangan. Jelas di sini bahwa lokasi dari gudang produk jadi dan departemen pengiriman barang haruslah direncanakan berdekatan dengan fasilitas transportasi, seperti halnya pada saat merencanakan departemen penerimaan bahan dan gudang bahan baku.
4) Gudang perlengkapan
Adalah gudang untuk menyimpan barang-barang yang tidak produktif. Barang-barang tersebut merupakan penunjang fungsi dan kelancaran produksi. Contohnya adalah perlengkapan kantor, peralatan untuk perawatan mesin, dan lain-lain.
5) Salvage
Dalam sebagian besar proses produksi, ada kemungkinan beberapa benda kerja akan salah dikerjakan (miss-processed), untuk itu diperlukan pengerjaan kembali untuk memperbaikinya sehingga memenuhi standar kualitas.
6) Scrap and Waste Scrap
Merupakan material atau komponen yang salah dikerjakan dan tidak dapat diperbaiki lagi, sedangkan waste adalah normal residu dari proses produksi, misalnya seperti garam, potongan-potongan logam, dan lain-lain, yang tidak berguna lagi dalam proses produksi yang ada (meskipun dalam proses daur ulang material ini akan berguna untuk bahan produk lain). Material berupa scrap atau waste ini biasanya dikumpulkan dan diletakkan dalam area yang terpisah dari pabrik dengan harapan akan bisa dijual ke pihak lain yang membutuhkannya.
e. Gudang berdasarkan luas (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, 2009)
- Gudang kecil dengan luas 36 m2 sampai dengan 2.500 m2
- Gudang Menengah dengan luas diatas 2.500 m2 sampai dengan 10.000 m2
- Gudang Besar dengan luas diatas 10.000 m2
f. Gudang berdasarkan lokasi
1) Gudang tertutup
a) Gudang tertutup golongan A dengan kriteria:
- · Luas antara 100 m2 – 1000 m2
- · Kapasitas penyimpanan antara 360 m3 – 3.600 m3
b) Gudang tertutup golongan B dengan kriteria:
- · Luas di atas 1.000 m2 – 2.500 m2
- · Kapasitas penyimpanan antara 3.600 m3 – 9.000 m3
c) Gudang tertutup golongan C dengan kriteria:
- · Luas di atas 2.500 m2
- · Kapasitas penyimpanan di atas 9.000 m3
d) Gudang tertutup golongan D
- · Gudang berbentuk silo atau tangki
- · Kapasitas penyimpanan paling sedikit 762 m3 atau 500 ton
2) Gudang terbuka dengan kriteria luas paling sedikit 1.000 m2
Posting Komentar untuk "Gudang dan Pergudangan"