Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Transportasi Makro

Untuk dapat memahami transportasi secara lebih mendalam, maka diperlukan suatu pendekatan secara sistem dimana sistem transportasi (makro) sebenarnya terdiri dari beberapa sistem transportasi mikro yang saling terkait dan saling mempengaruhi seperti gambar berikut ini.

Gambar Perencanaan Transportasi Makro
sumber: Ofyar Tamin, 2008

Sistem transportasi makro tersebut adalah:

1.   Sistem Kegiatan

Sistem ini merupakan pola kegiatan tataguna lahan dan potensi wilayah yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan lainnya. Kegiatan yang timbul dalam sistem ini membutuhkan pergerakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang perlu dilakukan setiap hari yang tidak dapat dipenuhi oleh tataguna lahan tersebut. Besarnya pergerakan sangat terkait dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan.

2. Sistem Jaringan

a.      Definisi Sistem Jaringan

Sistem jaringan adalah suatu sistem yang berupa jaringan prasarana transportasi di dalam suatu wilayah yang berfungsi mempermudah pergerakan arus manusia, kendaraan, dan barang. Beberapa alternatif yang dapat dilakukan dalam meningkatkan efisiensi sistem jaringan adalah dengan pembangunan aksesbilitas yang baru dan meningkatkan kapasitas prasarana yang ada.

Jaringan transportasi sering dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan suatu wilayah, yang paling jelas adalah semakin baik jaringan transportasi di suatu wilayah maka semakin tinggi nilai lahan di suatu wilayah tersebut. Sistem jaringan itu sendiri terdiri dari lintas (link), simpul (node) dan simpul/titik transfer (transfer mode).

1)     Lintas atau Ruas

Lintas merupakan representati dari jaringan prasarana yang dibagi menjadi 4 jenis prasarana (moda transportasi) yaitu moda jalan, kereta api, laut dan penyebrangan. Jaringan prasarana kereta api untuk saat ini hanya berada di sumatera dan jawa sedangkan untuk wilayah sulawesi telah direncanakan seperti yang telah tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Sulawesi Selatan. 

2)     Simpul atau Terminal

Simpul pada suatu permodelan transportasi   dapat berarti suatu kota, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara atau persimpangan. Simpul pada perangkutan barang dapat berarti lebih karena pada simpul ini terdapat delay (keterlambatan) baik akibat kapasitas simpul tersebut maupun akibat adanya perpindahan moda.

3)     Titik Perpindahan atau interchange

titik perpindahan atau transfer adalah lokasi di mana perpindahan antarmoda pada perangkutan barang dapat terjadi. 

b.     Terminal

1)     Definisi dan Peranan Terminal

Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar sistem serta merupakan bagian terpenting dari sistem transportasi. Fungsi utama terminal transportasi adalah untuk memberikan fasilitas keluar masuk dari lalu lintas barang atau penumpang dari dan menuju sistem. Berikut ini adalah fungsi-fungsi terminal transportasi  menurut Morlok (1978) yaitu:

a)    Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan transport serta membongkar dan menurunkannya.

b)    Memindahkan penumpang atau barang dari satu kendaraan ke kendaraan lain

c)    Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat.

d)    Kemungkinan untuk memproses barang seperti menimbang, membungkus serta memilih rute untuk diangkut.

e)    Menyediakan kenyamanan penumpang.

f)      Menyiapkan dokumen perjalanan.

Terminal atau transfer point adalah suatu tempat yang mampu menerima beberapa moda transport yang berbeda dengan tujuan untuk mengatur perpindahan moda angkutan (dari suatu moda ke moda yang lain) dan sebagai tempat penyimpanan muatan sementara.

Menurut Innovative Technologies For Intermidal Transfer Points, terminal ini tergabung dalam suatu jaringan transportasi seperti yang tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar Jaringan Transportasi Terminal

Sumber: Evaluasi Gadebage Bandung-Jakarta, ITB

 

Jaringan yang optimum diperoleh ketika akses menuju jaringan telah tersedia dan bersifat paling minimum (dari segi jarak). Situasi ideal terjadi bila jaringan melintasi atau berdekatan dengan terminal.

2)     Klasifikasi Terminal

Sistem terminal merupakan memiliki desain dan metode operasi berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya terminal dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat pelayanannya yaitu antara terminal penumpang dan terminal barang. Karakteristik jenis-jenis terminal menurut jenis angkutan dapat dibedakan menjadi:

a)     Terminal Penumpang

Karakteristik umum terminal penumpang adalah biasanya memiliki waktu pelayanan yang lebih cepat karena penumpang dapat bergerak sendiri tanpa harus digerakkan dengan alat-alat bongkar muat seperti pada terminal barang.

b)     Terminal Barang

Terminal barang pada dasarnya berbeda dari terminal penumpang dalam satu hal penting yaitu barang harus digerakkan seluruhnya dengan usaha dri operator terminal karena barang tidak dapat bergerak sendiri seperti penumpang. Perbedaan ini menimbulkan konsekuensi yang cukup besar dalam desain dan operasi terminal barang. Salah satu diantaranya adalah pemprosesan barang di terminal lebih lama dibandingkan penumpang yang lebih muda dan lancar tanpa memerlukan operator.

3.   Sistem Pergerakan

Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan akan menghasilkan suatu pergerakan manusia/kendaraan. Dalam merencanakan transportasi pada dasarnya adalah memperkirakan kebutuhan transportasi dimasa akan datang yang harus dikaitkan dengan masalah ekonomi, sosial dan lingkungan. Masalah teknis transportasi pada umumnya bertolak dari usaha menjamin bahwa sarana yang telah ada didayagunakan secara optimum dan ditujukan guna merancang dan membangun berbagai sarana baru. Sarana harus direncanakan untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas yang sudah ada maupun yang akan ada diletakkan pada lokasi yang ‘tepat’ dalam daerah secara ekonomi harus dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam perencanaan transportasi dikenal model perencanaan yang disebut model transportasi bertahap (sequential transport demand model) seperti yang diperlihatkan pada Gambar berikut ini

Gambar Model perencanaan transportasi empat tahap (MPTET)

Sumber: Hendarto, 2009

 
Referensi Artikel:
  • Tamin, OZ, 2008. Perencanaan, Permodelan dan Rekayasa Transportasi. Penerbit ITB. Bandung.
  • Nasution, M.N. 2004. Manajemen Transportasi. Ghalia Indonesia, Jakarta
  • Ginanjar, Agung. 2007. Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta, Jurusan Teknik Sipil, Institute Teknologi Bandung
  • Hendarto, sri, et al. 2009. Dasar-dasar transportasi. ITB. Bandung

Posting Komentar untuk "Transportasi Makro"