Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pola Aktivitas Pergerakan Perkotaan

    Analisis distribusi pergerakan yang berada di suatu wilayah atau kota sangat dipengaruhi oleh penggunaan lahan. Contohnya seperti penggunaan lahan untuk Kawasan Pendidikan akan menyebabkan arus pergerakan dengan prioritas belajar dimana puncak sirkulasi pergerakan terjadi pada pagi hari saat waktu sekolah dimulai dan akan meningkat Kembali pada saat waktu sekolah berakhir di siang atau sore hari. Begitupula dengan Kawasan perdagangan dan jasa dimana priotritas pergerakannya untuk aktivitas jual beli. Timbulnya arus pergerakan tersebut disebabkan adanya bangkitan aktivitas pada masing-masing tata guna lahan, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan pergerakan menuju jenis tata guna lahan tersebut. 

Tarikan arus pergerakan dapat menyebabkan peningkatan volume lalu lintas pada jalan-jalan penghubung antara pusat dengan sub pusat kota, peningkatan volume lalu lintas terjadi terutama pada jam-jam sibuk (peak hours), sehingga apabila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan terjadinya tundaan sampai dengan timbulnya kemancetan lalu lintas. 

Penumpukan pergerakan tersebut menimbulkan masalah kemacetan atau tundaan sekitar jalan dipersimpangan tersebut. Pola pergerakan yang tertumpu pada jalan-jalan utama kawasan menyebabkan arus lalu lintas menjadi tinggi. Faktor penyebab:
  • Jalan ini merupakan akses utama dan kepadatan lalu lintas kaum komuter pada waktu jam puncak (pagi dan sore hari) semakin meningkat. 
  • Adanya pusat-pusat aktivitas berupa kawasan industri, kawasan perdagangan-jasa, pendidikan, dan permukiman. 
  • Adanya parkir on street pada aktivitas berupa kawasan perdagangan-jasa 
  • Arus pejalan kaki sekitar kawasan perdagangan sepanjang jalan.

Terdapat dua arus pergerakan, yaitu arus pergerakan internal dan eksternal. Dimana pola pergerakan ini dibedakan menjadi 3 yakni, berdasarkan aktivitas, berdasarkan arus pergerakannya dan berdasarkan pelakunya. 

1)    Pergerakan berdasarkan aktivitas 

Pergerakan masyarakat Kota menuju pusat sub-kota disebabkan dari berbagai macam jenis aktivitas yaitu: 

a)    Aktivitas bekerja 

Motivasi bekerja terjadi karena adanya bangkitan berupa sarana perkantoran, baik pemerintah maupun swasta. Sehingga menimbulkan tarikan menuju kawasan perkantoran. Aktivitas bekerja menuju kawasan perkantoran terjadi pada poros jalan utama kawasan dan menuju keluar wilayah kota. Motivasi bekerja terjadi pada pagi hari, yaitu pada pukul 07.00-08.00, dan pada sore hari yaitu pada pukul 16.00-17.00. Motivasi bekerja sangat berpengaruh terhadap kapasitas jalan. 

b)    Aktivitas berbelanja 

Pergerakan motivasi berbelanja disebabkan adanya bangkitan berupa aktivitas berbelanja. Bangkitan ini dapat terjadi, karena adanya pasar dan pertokoan ataupun pusat perbelanjaan lainnya. Hal ini dapat menimbulkan adanya tarikan pergerakan menuju bangkitan tersebut. 

c)    Aktivitas bersekolah 

Motivasi untuk bersekolah terjadi karena adanya bangkitan kegiatan dari sarana pendidikan, yang berada pada pusat sarana pendidikan, yaitu memusat pada kawasan perkotaan. Motivasi bersekolah memiliki waktu peak hours yang hampir bersamaan dengan motivasi bekerja, yaitu pada pukul 06.30-07.30. Sedangkan peak hours pada waktu pulang sekolah berbeda-beda, karena jam pulang masing-masing sekolah yang berbeda. Motivasi bersekolah sangat berpengaruh terhadap volume kapasitas jalan. 

d)    Aktivitas rekreasi/sosial 

Motivasi rekreasi/ sosial terjadi karena adanya bangkitan berupa kawasan pariwisata. Motivasi rekreasi/ sosial umumnya terjadi pada hari libur. 

2)    Pergerakan berdasarkan arus pergerakan

a)    Pola pergerakan internal

Arus pergerakan internal terjadi pada masing-masing wilayah (pergerakan dalam kecamatan). Pergerakan internal terjadi karena telah lengkapnya fasilitas yang ada pada masing-masing kecamatan, seperti fasilitas perdagangan, pendidikan, dan lain-lain. Dengan tersedianya berbagai fasilitas menyebabkan masyarakat enggan untuk melakukan pergerakan eksternal (antar desa), sehingga dapat mengurangi biaya pendapatan dan menghemat waktu perjalanan.

b)    Pola pergerakan eksternal

Arus pergerakan eksternal terjadi antar kecamatan. Arus pergerakan ini disebabkan karena fasilitas yang ada pada masing-masing kecamatan tidak memadai dan tidak lengkap. Sehingga untuk bersekolah, berbelanja, dan bekerja masyarakat harus melakukan mobilitas menuju kecamatan lain. Pola pergerakan ini dapat meningkatkan biaya perjalanan dan menambah waktu tempuh. 

Arus pergerakan eksternal terbagi menjadi dua macam, yaitu arus menerus dengan arus terputus. Arus menerus adalah arus yang terus menerus, tidak berhenti, sehingga pergerakan yang terjadi hanya melalui kecamatan/kelurahan tanpa berhenti pada aktivitas bangkitan tertentu. Arus menerus terjadi apabila kita berkeinginan menuju kecamatan/ desa tertentu dengan rute harus melewati suatu desa. Di desa yang harus dilewati tersebut, telah terjadi arus menerus. Sedangkan arus terputus apabila pergerakan masyarakat desa lain berhenti pada bangkitan aktivitas tertentu di suatu desa lainnya 

3)    Pergerakan berdasarkan pelaku kegiatan 

Berdasarkan pelakunya pola pergerakan dibedakan menjadi 3 yaitu manusia, barang dan kendaraan 

a)    Skala Lokal

Pergerakan manusia untuk skala lokal terjadi di dalam Kota atau wilayah tertentu, pergerakan menuju pusat kota dari sub-sub pusat kota. Dapat disebabkan karena aktivitas motivasi bekerja, berbelanja maupun bersekolah. Untuk pergerakan lokal intensitas pergerakan terjadi pada jam sibuk, yaitu antara jam 07.00-08.00 pada pagi hari, 11.00-12.00 pada siang hari, dan 16.00- 17.00 pada sore hari.

b)    Skala Regional 

Untuk pergerakan skala regional, intensitas pergerakan berasal dari kawasan yang berbatasan langsung dengan tujuan pada pusat-pusat kegiatan primer antara lain pada pusat-pusat kegiatan perdagangan jasa, dan industri. Frekuensi pergerakan terjadi hampir setiap waktu terutama pada jam-jam sibuk (Peak Hours). 

Secara teori aktivitas masyarakat akan sangat mempengaruhi orientasi atau pola pergerakan penduduk. Aktivitas ditandai dengan karakteristik penggunaan lahan atau pola ruang. Karakteristik guna lahan ini selanjutnya akan membentuk struktur ruang dengan pusat- pusat kegiatan yang mengemban fungsi-fungsi pelayanan tertentu. Hirarki pusat-pusat kegiatan akan membentuk pusat pertumbuhan sebagai daerah tarikan dan wilayah layanan dapat diartikan wilayah belakang (hinterland) atau daerah bangkitan. Oleh sebab itu faktor penggunaan lahan, sebaran penduduk, ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana yang terdapat pada pusat kegiatan dan hierarki kota/desa sangat mempengaruhi pola pergerakan penduduk. 

Posting Komentar untuk "Pola Aktivitas Pergerakan Perkotaan"