Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sampah Plastik dan Faktanya

    Indonesia saat tulisan ini dibuat masuk dalam 5 besar di dunia sebagai Penyumbang sampah plastik di lautan (greenpeaceid). Berdasarkan data Tahun 2019 sampai Tahun 2021 jumlah produksi sampah plastik meningkat 6 ton setiap tahunnya. sampah-sampah ini pastinya akan mengendap di Tempat Pembuangan Akhir (jika manajemen pembuangan sampah terkelola), terbuang di sungai dan kemudian berakhir di lautan. Hal ini tentu akan menjadi pencemaran mengingat sampah plastik memerlukan waktu sekitar 1000 tahun baru akan terurai. 

Sumber IG Octopus 

    Plastik merupakan bahan organik yang mempunyai kemampuan untuk dibentuk ke berbagai bentuk, apabila terpapar panas dan tekanan. Plastik dapat berbentuk batangan, lembaran, atau blok, bila dalam bentuk produk dapat berupa botol, pembungkus makanan, pipa, peralatan makan, dan lain-lain. Komposisi dan material plastik adalah polymer dan zat additive lainnya. Polymer tersusun dari monomer-monomer yang terikat oleh rantai ikatan kimia (Waste management information, 2004).


   Plastik mudah terbakar, sehingga mengakibatkan ancaman terjadinya kebakaran pun semakin meningkat. Asap hasil pembakaran bahan plastik sangat berbahaya karena mengandung gas- gas beracun seperti hidrogen sianida (HCN) dan karbon monoksida (CO). Hidrogen sianida berasal dari polimer berbahan dasar akrilonitril, sedangkan karbon monoksida sebagai hasil pembakaran tidak sempurna. Hal inilah yang menyebabkan sampah plastik sebagai salah satu penyebab pencemaran udara dan mengakibatkan efek jangka panjang berupa pemanasan secara global pada atmosfer bumi.

    Sampah plastik yang berada dalam tanah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme menyebabkan mineral-mineral dalam tanah baik organik maupun anorganik semakin berkurang, hal ini menyebabkan jarangnya fauna tanah, seperti cacing dan mikorganisme tanah, yang hidup pada area tanah tersebut, dikarenakan sulitnya untuk memperoleh makanan dan berlindung. Selain itu kadar O2 dalam tanah semakin sedikit, sehingga fauna tanah sulit untuk bernafas dan akhirnya mati. Ini berdampak langsung pada tumbuhan yang hidup pada area tersebut. Tumbuhan membutuhkan mikroorganisme tanah sebagai perantara dalam kelangsungan hidupnya (Ahmann D dan Dorgan J R, 2007). 

    Plastik bukan hanya bermasalah setelah menjadi sampah namun pada saat di produksi cukup menghasilkan emisi terbesar yang mempengaruhi krisi iklim. Pada tahun 2021 kurang lebih 137 juta ton sekali pakai diproduksi menggunakan bahan bakar fosil. 

    Dampak plastik terhadap lingkungan. antara lain adalah tercemamya tanah, air tanah, dan makhluk bawah tanah; racun+acun dari partikel plastik yang masuk kedalam tanah akan membunuh hewan-hewanpengurai di dalam tanah seperti cacing; PCB yang tidak dapat terurai rneskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan nantai makanan; kantong plastik akan mengganggu jalur air yang meresap ke dalam tanah; menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara didalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah; kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun; hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik; hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tensebut makanan dan akhimya mati karena tidak dapat mencernanya; ketika hewan mati, kantong plastik yang berada didalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya; pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pndangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai sehingga menyebabkan banjir. (Wibowo, D.N)

    Saat ini pada Kota-kota besar telah digalakkan gerakan peduli terhadap lingkungan seperti di supermarket atau pusat perbelanjaan (mall) sudah tidak menyediakan kantongan plastik untuk barang belanjaan dan beberapa tempat kopi seperti starbucks menyarankan menggunakan tumblr untuk minumannya dan sedotan yang biasanya terbuat dari plastik di ganti dengan bahan dari karton/kertas sehingga meminimalisir penggunaan plastik.

    Selain itu, saat ini seluruh aktivitas di dukung oleh teknologi yang sangat maju maka sekarang tersedia aplikasi Octopus. “Sebenarnya octopus idenya simpel. Aplikasi untuk kita bisa koleksi sampah dan daur ulang plastik untuk menjaga lingkungan. Jadi octopus ini smartphone app (aplikasi ponsel pintar) yang dengannya kita bisa memanfaatkan waktunya pemulung secara positif. Jadi, dari pada pemulung muter-muter cari plastik. Kita bisa panggil langsung ke rumah,” ujar Hamish Daud Founder Octopus.

Sumber:
  • Instagram Greenpeaceid
  • Instagram Octopus
  • Upaya Mengurangi Timbulan Sampah Plastik di Lingkungan (Pramiati Purwaningrum)

Posting Komentar untuk "Sampah Plastik dan Faktanya"