Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Potensi Banjir di Kecamatan Manggala Kota Makassar


    Lahan adalah suatu hamparan (areal) tertentu di permukaan bumi secara vertikal mencakup komponen iklim seperti udara, tanah, air, dan batuan yang ada di bawah tanah serta vegetasi dan aktivitas manusia pada masa lalu atau saat ini yang ada diatas tanah dan permukaan bumi. Lahan merupakan sumber daya alam yang jumlahnya sangat terbatas. Hampir semua kegiatan produksi, rekreasi, dan konservasi membutuhkan lahan. Pemanfaatan lahan untuk bermacam- macam kepentingan dari berbagai sektor seharusnya selalu mengacu pada potensi fisik lahan, faktor sosial ekonomi, dan kondisi sosial budaya setempat serta sistem legalitas tentang lahan (Subroto, 2003). Oleh karena itu dalam penggunaan lahan sangat dibutuhkan perencanaan tata guna lahan agar pemanfaatan lahan dapat dilakukan secara optimal. 
    Penggunaan lahan pada Kawasan perkotaan cenderung sangat kompleks yang disebabkan oleh kegiatan yang bergerak secara dinamis. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam penggunaan lahan perkotaan adalah perkembangan penduduk. Perkembangan ini berbanding lurus dengan kebutuhan terhadap lahan untuk perumahan yang akan diikuti dengan peruntukan lahan untuk pembangunan sarana dan prasarana penunjang lainnya. Hal ini tentunya harus sejalan dengan daya dukung lahan dalam pembangunan yang ada diatasnya menentukan Kawasan yang dapat dialokasikan untuk lahan terbangun dan lahan pertanian yang harus dipelihara dan dilindungi (Jayadinata, 1999). Akibat dari pembangunan secara terus menerus dapat berpotensi terjadi alih fungsi lahan sehingga daerah resapan air menjadi berkurang dan berpotensi bencana banjir. Banjir merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang terjadi akibat intensitas curah hujan yang tinggi di mana terjadi kelebihan air yang tidak tertampung oleh jaringan pematusan suatu wilayah. Kondisi tersebut berdampak pada timbulnya genangan di wilayah tersebut yang dapat merugikan masyarakat (Harjadi, 2007).    
    Peningkatan intensitas curah hujan secara dinamis dan signifikan yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh peningkatan dampak dari pemanasan global berupa kenaikan suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh aktivitas yang terjadi di permukaan (Kodoatie, 2010). Kota Makassar selama delapan tahun terakhir mengalami perubahan penggunaan lahan yang sangat signifikan. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi selama rentang waktu delapan tahun yaitu tahun 2011 – 2019 di Kota Makassar sebesar 2.907 ha (17%). Peningkatan perubahan lahan yang paling mendominasi di Kota Makassar adalah permukiman, lahan terbangun dan lahan terbuka sedangkan penggunaan lahan yang luasannya mengalami penurunan adalah sawah, tambak, kebun campuran, tubuh air, semak, ladang, hutan dan taman (Ashari, 2021). 
    Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir beberapa bagian wilayah di Kota Makassar mengalami banjir. Banjir umumnya terjadi pada bulan Desember-Februari, yaitu pada saat curah hujan tertinggi terjadi. Tercatat pada tahun 2015 sampai pada tahun 2017 terjadi banjir yang merendam 10 Kecamatan dengan ketinggian rata-rata 1,5 meter. Bahkan pada tahun 2018 dan tahun 2019 banjir merendam 13 kecamatan di Kota Makassar (BPBDK, 2019). Salah satu kecamatan di Kota Makassar yang mengalami bencana banjir paling parah ialah Kecamatan Manggala. 
    Kecamatan Manggala memiliki curah hujan yang tinggi >500 mm/bulan dan karakteristik topografi wilayah yang memiliki kontur beragam, yaitu 2 hingga 22 meter dpl (BPS, 2021). Keragaman kontur wilayah tersebut membentuk daerah akumulasi genangan (cekungan). Kondisi tersebut semakin menimbulkan banjir dikarenakan sistem drainase di wilayah ini yang belum memadai. Dampak bencana banjir terhadap wilayah Kecamatan Manggala khususnya tahun 2013, antara lain: 2461 rumah terendam banjir, 9.657 jiwa terdampak banjir dan 4555 jiwa harus dievakuasi ke tempat pengungsian darurat (BPBD, 2013). Sedangkan pada tahun 2023 terjadi bencana banjir yang terparah di Kota Makassar dan Kecamatan Manggala kembali menjadi kecamatan yang paling parah dengan ketinggian air 1–2 meter. Peningkatan pemanfaatan lahan menjadi lahan terbangun yang diiringi dengan bencana banjir yang semakin parah setiap tahunnya.

Download Jurnal




Posting Komentar untuk "Potensi Banjir di Kecamatan Manggala Kota Makassar"