Analisis Super Impose (Overlay)
Metode analisis ini pada umumnya dikenal dengan analisis spasial dengan pendekatan overlay. analisis ini dilakukan untuk analisis wilayah dengan menggunakan aplikasi GIS Pemetaan. Teknik superimpose (overlay) adalah kemampuan untuk menempatkan grafis satu peta di atas grafis peta yang lain dan menampilkan hasilnya di layar komputer atau pada plot. Secara singkatnya, overlay menampilkan suatu peta digital pada peta digital yang lain beserta atribut-atributnya dan menghasilkan peta gabungan keduanya yang memiliki informasi atribut dari kedua peta tersebut. Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.
Analisis super impose biasanya digunakan untuk analisis lahan terutama untuk penentuan kerawanan bencana. analisis ini merupakan analisis penunjang untuk analisis spasial. Teknik analisis ini melakukan penggabungan beberapa peta dengan pendekatan skoring dan pembobotan untuk memperoleh hasilnya. teknik inilah yang dikatakan sebagai overlay dari beberapa jenis peta menjadi satu.
salah satu analisis bencana yang dapat menggunakan analisis ini adalah Bencana Banjir. Pembobotan indikator terjadinya banjir dapat diperkirakan dengan mempertimbangkan intensitas curah hujan, penutup lahan, tekstur tanah, dan kemiringan lereng.
Indikator Banjir
No. |
Variabel
Indikator Banjir |
Skor Indikator Banjir |
Bobot |
1. |
Intesitas
Curah Hujan (iklim) |
1
= Sangat Rendah (< 127 mm/bl) 2
= Rendah ( 127-182 mm/bl) 3
= Sedang (183-291 mm/bl) 4
= Tinggi (292-346 mm/bl) 5
= Sangat Tinggi (> 346 mm/bl) |
4 |
2. |
Penutup
Lahan |
1
= Vegetasi/Hutan 2
= Tubuh Air (Rawa/Danau) 3
= Lahan Terbuka 4
= Persawahan/Rumput 5
= Permukiman |
3 |
3. |
Tekstur
Tanah |
1
= Pasir 2
= Pasir Berlempung 3
= Lempung |
2 |
4. |
Relief/Kemiringan
Lereng |
1
= 0 – 15 % 2
= 15 – 40 % 3 = < 40 % |
1 |
Sumber: LAPAN, pusat pengembangan pemanfaatan dan teknologi
penginderaan jauh, bidang pemantauan sumber daya alam dan lingkungan (PSDAL)
dan Baksurtanal.
Berdasarkan tabel diatas maka akan dilakukan overlay dan pembobotan terhadap indikator yang akan dijumlahkan dengan menggunakan Persamaan Banjir sebagai berikut:
Skor Total = Skor_1 x Bobot_1 + Skor_2 x Bobot_2 + .....................
Setelah
dilakukan pembobotan dan overlay maka selanjutnya akan dilakukan klasifikasi
tingkat kerawanan banjir. Klasifikasi tingkat kerawanan banjir dilakukan dengan
cara hasil perkalian dari nilai variabel dengan bobot variable yang jumlahnya
akan menggunakan metode aritmatika dimana mengidentifikasikan
jumlah skor terkecil dan terbesar yang kemudian menjadi rentang untuk
diklasifikasikan menjadi 4 kelas yang dibutuhkan untuk memperoleh interval
kelas. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Klasifikasi Tingkat kerawanan Banjir
No |
Kelas Kerentanan |
Kelas |
Keterangan |
1. |
Sangat
Rentan |
10 - 18 |
Sering terkena banjir |
2. |
Rentan |
19 – 27 |
Banjir teratur/musiman |
3. |
Agak
Rentan |
28 – 36 |
Jarang Banjir |
4. |
Tidak
Rentan |
37 – 44 |
Tidak pernah mengalami banjir |
Posting Komentar untuk "Analisis Super Impose (Overlay)"